Get this Widget

Tuesday, 24 September 2013

Perjalanan Cemerlang & Konsistensi Boaz Salossa


Boaz Theofilius Erwin Salossa begitulah nama lengkap pemain asal Papua yang lebih terkenal dengan panggilan Boaz Salossa ini. Pria kelahiran Sorong, 16 Maret 1986 adalah seorang pemain sepakbola profesional yang saat ini merumput di klub Persipura Jayapura.

Aksinya yang berani serta kecepatan dan akurasi tendangan kaki kanan dan kiri yang sama baiknya, membuat pemain yang akrab di sapa "Bochi" ini tidak hanya menjadi andalan bagi timnya Mutiara Hitam. Tapi juga menjadi bomber harapan Indonesia. Saat baru muncul ke permukaan tahun 2004, ia pernah dijuluki "Anak Ajaib" bahkan Rahmad Darmawan memberikan julukan "seniman Sepakbola" kepadanya.

Boaz merupakan salah satu striker terbaik yang dimiliki Indonesia. Dia dikenal memiliki naluri mencetak gol yang tinggi, akurasi tendangan dengan kaki kiri dan kanan, serta teknik dribbling diatas rata-rata. Dalam urusan mencetak gawang, Boaz juga satu-satunya pesepakbola nasional yang mampu bersaing dengan striker asing untuk menjadi top scorer ISL, bahkan ia mampu menyisihkan striker-striker asing dalam meraih gelar Top Skor.

Dia dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter White dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh City, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004di tengah karirnya sedang menanjak, ia pernah mengalami dua kali cedera serius yang membuat ia nyaris melupakan sepakbola untuk selamanya. Cedera patah kaki saat tampil membela tim "Merah Putih" di ajang internasional memang hampir saja membunuh karir bermain sepakbolanya.

banyak orang yang mempertanyakan sifat Nasionalis Boaz, karena seringnya Boaz Salossa meninggalkan Timnas ditengah jalan, bahkan menolak panggilan Timnas. sebenarnya Boaz Salossa adalah pemain yang mempunyai sikap ngotot dalam bermain baik di klub maupun di Timnas dan menonjol karena didukung oleh postur tubuh dan skill yang ideal sebagai pesepakbola. Membela Timnas adalah kebanggaan setiap atlet, tak terkecuali untuk Boaz Salossa.“Mereka bilang aku tidak nasionalis, Aku sudah banyak berkorban di timnas. Bahkan, kakiku patah saat bermain bersama timnas, bukan Persipura.”





Kengototan Boas Salossa bermain mengakibatkan cedera parah yaitu pada tulang fibula yang didapat pada saat mebela Timnas saat melawan Hongkong menjelang Piala  Asia 2007 yang nyaris membuat karir sepakbolanya terhenti.

Yang sangat patut disesalkan adalah tidak adanya perhatian dari PSSI saat itu terhadap derita yang dialami oleh Boaz Salossa, sehingga Boaz merasa “habis manis sepah dibuang”.
Untunglah klubnya Persipura memberi bantuan pengobatan sampai sembuh sehingga Boaz bisa bermain bola lagi dan membalasnya dengan bermain cemerlang dan konsisten untuk Persipura.

Boaz Solossa juga mengalami cedera serupa pada musim ISL 2011/2012, pemain dengan jersey 86 itu membutuhkan  lebih dari 4 bulan untuk memulihkan kakinya dan Boaz Solossa absen hingga kompetisi 2011/2012 selesai, namun dengan semangat dan profesionalismenya boaz mampu mengatasi cederanya dan kembali bangkit dan mampu berprestasi cemerlang.


Boaz memulai karir bermain sepakbola dari klub amatir PS Putra Yohan, Sorong, Papua, pada 1999. Namun hanya semusim bersama klub kota kelahirannya, ia hengkang ke Jayapura, ibukota Papua, dan bergabung dengan klub Perseru Serui.

Selama dua tahun bermain di Perseru, penampilan Boaz terus menunjukkan tren positif yang membuat petinggi Persipura Jayapura, klub profesional milik Pemkot Jayapura, mulai meliriknya. Ia pun terus dipantau dalam setiap penampilannya mengikuti berbagai turnamen lokal di Papua.


Setelah tampil memukau bersama tim PON Papua (Juara & Top Skor PON XVI), Persipura tidak ragu lagi menggaetnya. Boaz pun menjadi pemain termuda di klub profesional tersebut yang menjadi starter. Tidak cukup sampai disitu, pelatih timnas Indonesia asal Inggris Peter White menariknya ke timnas untuk tampil di Piala Tiger (Saat ini dikenal dengan AFF Cup). Peter rupanya tidak salah pilih. Sebab Boaz yang baru berumur 18 tahun kala itu mampu tampil luar biasa.





Usianya yang masih muda 18 tahun, fisik yang prima, kecepatan, dribbling, dan naluri mencetak gol yang cukup baik, membuat puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama timnas Indonesia di ajang Piala Tiger 2004 bertanya-tanya, siapa gerangan dia. Boaz bahkan langsung disamakan dengan striker Manchester United Wayne Rooney.


Memiliki kemiripan wajah dengan kakak kandungnya Ortizan Solossa, yang juga pemain sepakbola profesional, membuat banyak orang yang sering salah setiap kali bertemu kedua pemain ini. Boaz terkadang dipanggil Ortizan dan sebaliknya. Terlebih setelah keduanya tampil dalam satu tim di Persipura Jayapura sejak putaran pertama Superliga 2008/09, kompetisi kasta tertinggi di tanah air musim ini.

Pada tahun 2011, Boas mendapat tawaran untuk bermain di klub Belanda VVV-Venlo, tetapi karena alasan keluarga dia memilih untuk tetap bermain di Persipura Jayapura. Pilihannya untuk tetap membela Persipura bukanlah pilihan yang salah, terbukti Ia mampu gemilang bersama Persipura. Prestasinya yang gemilang ini tak lepas dari dukungan keluarganya. “Mereka selalu mendukung saya, maka itu saya bersyukur,” ujarnya. Bahkan bersama Persipura ia sudah tiga kali meraih double gelar Top Skor & Pemain terbaik.


Biodata 


Full nameBoaz Theofilius Erwin Solossa
Date of birth16 March 1986 (age 27)
Place of birthSorongIndonesia
Height1.71 m (5 ft 12 in)
Playing positionForwardWinger
Club information
Current clubPersipura Jayapura
Number86
Youth career
1998–1999PS Putra Yohan Sorong
2000–2001Perseru Serui
2002–2004Papua team (PON)
Senior career*
YearsTeam

2004–nowPersipura Jayapura
Indonesia National Team


Club honors


Individual honors

(Dari berbagai Sumber)(Sb/PF)

No comments:

Post a Comment

Get this Widget