Musim ini Sriwijaya FC mengeluarkan dana sekitar Rp600 juta untuk biaya operasional sekali tandang, ke kandang Persiwa Wamena dan Persidafon Dafonsoro. Karena itu untuk lebih menghemat pengeluaran pada musim depan, manajemen berharap Persiwa dan Persidafon terdegradasi musim ini.
Harapan Sriwijaya FC ini hampir tercapai, mengingat hingga pertandingan ke-26, baik Persiwa maupun Persidafon terjerembab di zona degradasi. Persiwa berada di peringkat 16 dengan nilai 24, sementara Persidafon lebih parah lagi, berada di posisi 17 dengan nilai 20.
“Melihat peta persaingan musim ini, peluang Persiwa dan Persidafon untuk degradasi sangat besar. Saya harap, dua tim ini degradasi, agar musim depan pengeluaran kita bisa lebih hemat,” ujar Direktur keuangan PT SOM Augie Bunyamin, Rabu (3/7).
Dikatakan Augie, dukungan agar Persiwa dan Persidafon degradasi tidak lebih untuk lebih menghemat pengeluaran Sriwijaya FC dalam laga tandang.” Kalau kita tandang menghadapi klub lain, paling tidak dana yang dikeluarkan sekitar Rp200 juta, namun jika tandang ke kandang Persiwa ataupun Persidafon, biaya operasional bisa mencapai Rp600 juta,” kata Augie.
Saat ini ada empat tim asal Papua, yaitu Persipura, Persiwa, Persidafon dan Persiram Raja Ampat Jika empat tim ini tetap berada di ISL, maka dipastikan biaya operasional laga tandang Sriwijaya FC pada musim depan tetap tinggi, namun jika Persiwa dan Persidafon degradasi maka biaya laga tandang Sriwijaya FC bisa ditekan.
”Karena itulah, kami sangat senang jika ada tim asal Papua yang terdegradasi. Jika ada dua tim asal Papua yang degradasi, maka biaya untuk laga tandang ke Papua bisa dialihkan untuk biaya lainnya,” kata Augie.
Augie yakin, bukan hanya pihaknya yang senang jika Persidafon dan Persiwa degradasi, namun klub-klub ISL lainnya juga senang, karena biaya operasional untuk laga tandang ke Papua bisa ditekan. ( gk-42)(goal)
No comments:
Post a Comment