Walau pemain Papua saat ini banyak yang membela timnas. Masih saja ada pertanyaan seputar pemain Papua. Bahkan terkadang dinilai pembangkang, tidak nasionalis, sulit diatur dan masih banyak sterotype lainnya.
Salah satu media olahraga nasional, Tabloid Bola mengajukan pertanyaan kepada pelatih Persipura JF Tiago bagaimana resep melatih anak-anak Papua karena selama ini diketahui kalau pemain bola Papua sulit diatur.
Beginilah kutipannya, “Pesepak bola Papua dikenal sulit diatur, apa resep Anda (Coach JFT) bisa merangkul mereka? ”
“Siapa bilang mereka susah diatur? Saya tidak pernah merasakan hal itu selama melatih di sana. Hubungan saya dengan pemain baik. Mereka tipikal penurut, tahu hak dan kewajibannya sebagai pemain,”jawab JF Tiago dalam wawancaranya pada tabloid Bola edisi Kamis-Rabu,25-31 Juli 2013.
Walau pun sudah lima tahun membesut Boaz T Solossa dan kawan-kawan, pelatih Jacksen mengaku belum ada niat untuk meninggalkan Persipura karena masih ingin mencetak Boaz-Boaz baru di Persipura. Bagi Jacksen melatih Persipura adalah surga. Pendapat ini bisa benar karena Jacksen masuk jadi pelatih saat timnas masih bermasalah. Bisa dibayangkan gonta-ganti pelatih dengan pemain yang berbeda-beda.
Walau demikian pelatih asal Brasil ini membawa beberapa pemain Persipura juga ikut membela timnas senior saat melawan Liverpool. Beruntung kedua wing bek Persipura Tinus Pae dan Ruben Sanani bisa bersanding membela timnas Indonesia. Paling tidak penampilan kedua pemain pilar ini penting untuk menunjang Persipura saat mengikuti kompetisi level Asia pada 2014 mendatang.
Kini pelatih asal Brasil ini tinggal mematangkan pemain-pemain muda seperti Ricky Kayame, Nelson Alom, Fandri Imbiri mungkin merekrut pemain depan seperti Greg Nwkolo dan Johanes Nabar dari Persidafon serta pemain belakang, agar tim Mutiara Hitam lebih trengginas di pentas Asia.
Meski kalah dalam laga melawan tim nas Belanda dan dua tim elit asal Inggris klub Arsenal dan Liverpool, paling tidak Jacksen F Tiago menyatakan telah memetik pelajaran berharga dari laga-laga tersebut. Pelajaran yang diperoleh dari Louis Van Gaal dan manajer Arsenal, Arsene Wenger akan menjadi modal Jacksen meracik strategi dalam pertandingan di ajang kompetisi Liga Champion Asia atau mungkin AFC.
Dari Van Gaal kata JF Tiago bisa belajar mengubah strategi dan melakukan penetrasi dari tengah. Di situ, dia belajar bagaimana cara menetrilisirnya. “Saya juga belajar fleksibilitas taktik yang akan digunakan. Ini yang saya pelajari dari Van Gaal,” kata Jacksen.
Bukan hanya itu saja tetapi dari Arsene Wenger saat menghadapi Arsenal lanjut Jacksen, pelatih asal Perancis itu menciptakan konsep, bahwa pemain tanpa bola itu berbahaya. “Gerakan pemain tersebut sangat sulit dibaca oleh para pemain belakang lawan,” tutur Jacksen F Tiago.
Dengan modal belajar dari pelatih-pelatih Arsenal, Liverpool dan timnas Belanda, pelatih asal Brasil ini akan bersiap-siap membawa Persipura membalas kekalahan saat melawan Arbil FC atau pun saat menjadi bulan-bulanan melawan Jean Buk Motor di Gelora Bung Karno, Senayan. Bintang Empat sudah di depan mata dan segera lirik persiapan ke pentas sepak bola Asia.(Jubi/Dominggus A Mampioper)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya rasa pemain seperti Greg Nwkolo tidak cocok bermain dalam tim Mutiara Hitam. Kelakuannya dilapangan dapat memancing emosi anak2 Persipura yg lain. Bukan pemain dengan mental seperti itu yg dibutuhkan. Saya rasa coach Jacko lebih tahu pemain2 seperti apa yg masih dibutuhkan Persipura untuk menutupi kelemahannya. Mungkin posisi penjaga gawang yang memang harus di evaluasi oleh coach Jacko.
ReplyDelete