Get this Widget

Monday, 23 December 2013

Ada Apa Dengan Titus Bonay?

Titus Bonay (foto:tabloidjubi.com)
    Semua pecinta Persipura pasti bangga karena produk binaan asli Persipura sejak U15, Titus Jhon Londouw Bonay telah pulang ke rumahnya Mutiara Hitam, tim Yosim Samba.  Pemain bertinggi badan 168 cm ini punya kecepatan dan penyelesaian akhir yang efektif. 
    Ferdinando Fairyo mantan asisten pelatih Persiram Raja Ampat menjulukinya striker fighter yang berani berduel seorang diri di depan gawang. Kepergiannya meninggalkan Boaz T Solossa dan kawan-kawan di tengah kompetisi masih berlangsung membuat seolah-olah orang ingin melupakannya.
    Si anak hilang itu mulai bergabung dengan Timnas Indonesia dibawah asuhan Nilmaizar, selanjutnya berlabuh si Semen Padang bersama Ely Aiboi dan Vendri Mofu. Tibo dan kawan-kawan  membawa Semen Padang masuk ke delapan besar Piala AFC. Prestasi ini pernah diraihnya bersama Persipura, saat itu debut pertama kalinya dengan tim kebanggaan masyarakat Papua di tingkat Asia. Pemain ini punya kebiasaan memegang jaring gawang dan lari ke pojok lapangan sambil berjoget kalau menjebol gawang lawan. Itulah ciri khas striker  Tibo dalam setiap permainan sepak bola baik di klub maupun di timnas Indonesia.

    Selangor FC dari Malaysia pernah berkali-kali mengontak penyerang anyar milik Persipura, Titus John Londouw Bonai alias Tibo untuk merumput di sana. Bahkan mereka juga mengontak istrinya Novalia Metiawan agar menerima pinangan klub asal negeri jiran itu dengan bayaran berlipat ganda.
    Tibo menampik tawaran menggiurkan karena masih mencintai Persipura dan ingin membela tim Mutiara Hitam di Piala AFC 2011 lalu. Apalagi kata Tibo suasana kekeluargaan sangat kental di tubuh Persipura dan semua pemain kompak selalu. “Semua kelurga ikut bersama pemain saat berlaga,”kata Tibo.
    Tibo, Octo Maniani, Stevie Bonsapia, Imanuel Wanggai dan David Laly adalah rekan seangkatan Tibo di Persipura U15. Kebersamaan mereka terus berlanjut hingga Persipura U18 dan Persipura U21. Di antara mereka hanya Imanuel Wanggai, David Laly dan Stevie Bonsapia lebih dulu direkrut masuk Persipura senior. Usai memperkuat Bontang FC dan Persiram Raja Ampat, Tibo kembali bergabung memperkuat tim bertajuk Mutiara Hitam.
    Tibo ikut andil dalam kemenangan 1-0 saat Persipura melawan Persela Lamongan, di Stadion Surajaya Lamongan, 31 Mei 2011. Gol tunggal Tibo terjadi saat usaha penyelamatan dari Charis Yulianto justru membelok ke arah gawang I Komang Putra. “Gol itu bukan kebetulan tetapi hasil kerja keras,” kata pemain kelahiran Jayapura, 4 Maret 1989.
    Kolaborasi gol indah Tibo juga pernah terjadi saat membela timnas Merah Putih U23 saat mengalahkan Kamboja, 6-0. Umpan silang Stevie Bonsapia dari sisi kanan berhasil dimanfaatkan Tibo dengan heading  bola ke gawang Kamboja.
    Begitupula saat menerima umpan silang dari Hasyim Kipeuw saat Tim Nasional U23 melawan Thailand dengan skor 3-1. Kemampuan Tibo menempatkan posisi dan membaca umpan membuat dia berhasil menyundul bola ke gawang Thailand.
    Tak heran kalau pelatih Singapura, Pavkovic Slobodan memuji penampilan dua striker andalan Indonesia Tibo dan Patrich Wanggai. Pelatih berkebangsaan Serbia itu menilai Tibo dan Patrich Wanggai punya kecepatan dan haus gol.
    Kegagalan Tibo mengikat kontrak bersama klub BEC Tero Sasana, klub Liga Primer Thailand, patut menjadi gambaran kegagalan para pembina pemain Papua.”Terus terang sebagai salah seorang pembina pemain muda kegagalan dan kesalahan Tibo merupakan pekerjaan rumah bagi kita semua,” kata Benny Pepuho Direktur Akademi Emsyik UniPapua.
    Hubungan Tibo kembali terjalin dengan  pelatih Jacksen dan manager Rudy Maswi saat memperkuat timnas senior Indonesia. Pemain asal Kampung Menawi Serui ini sangat kompak dan mulai padu dengan Sang Kapten Timnas dan Persipura Boaz T Solossa. Tak heran kalau akhirnya menejemen Persipura kepincut merekrutnya kembali memperkuat Persipura. Tibo pulang kampung, apalagi Patrick Wanggai yang semula dikontrak dua tahun harus memutuskan kontrak dengan Persipura untuk merumput di Liga Malaysia.
    Peluang untuk kembali ke Persipura terbuka lebar, Tibo pun memperkuat Persipura. Dia mulai latihan perdana pada 2 Desember 2013 di Lapangan Mandala, Jayapura. Kepada wartawan di pinggir lapangan usai latihan perdana Tibo mengaku senang bisa kembali dan bertemu dengan kawan sekamar Lukas Mandowen alias Lukman.
    Pada latihan perdana, tiga pemain timnas senior Indonesia, Tibo, Ruben dan Boaz latihan terpisah dibawah arahan pelatih fisik Osvaldo Lessa. Ketiga pemain ini mendapat perhatian dari tim dokter karena kecapean membela timnas hingga ada cidera ringan.
    Latihan Persipura terus berlangsung. Jacksen F Tiago pada latihan, 3 Desember ikut menyaksikan skuad Mutiara Hitam berlatih. Selanjutnya program latihan dilanjutkan oleh empat asisten pelatih karena Jacksen harus ke Brasil untuk urusan keluarga. Tim Mutiara Hitam mempersiapkan laga persahabatan ke Kota Pala Fak-fak melawan juara Papua Inter Island. Saat melawat ke Fak-fak, Boaz dan kawan-kawan menang tipis dengan skor 1-0.
    Usai berlaga di Fak-fak, manajemen merekrut pemain baru Jailani Sibi, Eneke Pahabol dan salah satu penjaga gawang PSBS Biak. Musim ini tampaknya Persipura merekrut para punggawa asal Papua dan hanya menambah satu pemain asing Foaday Boakay.
    Saat latihan pada 19 Desember 2013, di Lapangan Futsal Wiguna, Abepura Kota Jayapura terjadi keributan.  Saat tabloidjubi.com hendak masuk ke ruangan Futsal, Tibo bertelanjang dada tanpa kostum latihan Persipura marah-marah ke luar lapangan. Beberapa pemain dan asisten pelatih menghentikannya untuk menenangkan dan mengajaknya berbicara dengan baik. Tampaknya Tibo tak menggubris bahkan menantang sehingga sekuriti Persipura mengambil tindakan tegas terhadap pemain bernomor punggung 25 ini.
    Tak semua pemain mampu melerai dan mendekati Tibo yang sedang memuncak amarahnya termasuk rekan sekamarnya Lukas Mandowen. Beruntung Imanuel Wanggai mencoba untuk menenangkan Tibo. Rekan seangkatan Tibo sejak Persipura U15 ini mengantarkannya pulang ke rumah. Latihan yang sempat terhenti akhirnya terus berlanjut. Sedangkan Tibo dan Imanuel Wanggai tak ikut latihan.
    Usai latihan di Lapangan Futsal Wiguna, asisten pelatih Persipura Mettu Dwaramury mantan pemain Persipura dan timnas Indonesia angkat suara, Dulu pemain Persipura Cristian Warobay mengamuk dan marah-marah saat berlatih. Warobay merasa sebagai pemain terbaik 2005-2006 sehingga mau bertindak seenaknnya. “Saya hanya bilang sama Warobay kau hanya bertahan tiga tahun dan selanjutnya kariermu selesai. Bahkan sempat mengemis mau bergabung dengan Persipura namun ditolak,” kata Dwaramuri.
    Sementara itu Karel Rumaropen pelatih Cigombong Putra, Klub Divisi III PSSI mengatakan sangat heran dengan temperamental  dan perilaku Tibo sebagai pemain timnas Senior Indonesia. “Mestinya harus menjadi contoh bagi adik-adiknya yang sedang berlatih. Harus mendengar semua perintah pelatih,” kata Rumaropen.
    Persipura banyak melahirkan pemain bintang dan memberikan pilihan kepada setiap pemain. Patrick Wanggai mestinya harus dikenakan sanksi karena melanggar kontrak dengan klub. Manajemen Persipura tak mengeluarkan ITC sebagai bukti dan hanya dibayar Rp 500 juta.
    Manajer Persipura, Rudy Maswi mengatakan Patrick Wanggai kalau sukses di Liga Malaysia bisa membuka kesempatan bagi anak-anak Papua untuk berkiprah di sepak bola profesional. “Kita mendukung Patrcik Wanggai untuk berlaga di Liga Malaysia,” kata Maswi.
    Pemain Persipura mungkin bisa mencontoh Lim Juk Sik. Lim adalah contoh pemain yang profesional. Ia selalu disiplin menambah porsi latihannya sendiri. Begitulah pemain profesional asing yang melihat sepakbola sebagai pekerjaan sehingga serius menekuni profesinya. Sulit memang menuju profesionalisme dan industri sepak bola di Indonesia ,antara manajemen dan juga pesepak bola.(Jubi/Dominggus A Mampioper)(tabloidjubi.com)

No comments:

Post a Comment

Get this Widget