Jacksen F Tiago dikabarkan akan segera mengundurkan diri dari jabatan pelatih tim nasional Indonesia. Nama Alfred Riedl pun santer diberitakan akan jadi penggantinya. Ketua Badan Tim Nasional, La Nyalla Mahmud Mattalitti, ketika dikonfirmasi tak menutupi kemungkinan Riedl akan menggantikan posisi Jacksen. "Kenapa tidak?" singkat La Nyala kepada liputan6.
Riedl adalah pelatih yang membawa Timnas Indonesia meraih posisi runner-up di ajang AFF Cup 2010. Namun, konflik yang melanda PSSI membuat Riedl terdepak dari posisinya. Ia kemudian digantikan Wim Rijsbergen, sebelum jabatan itu pindah lagi ke tangan Nil Maizar, Luis Manuel Blanco dan terakhir Jacksen. (Ary)
Kembalinya Alfred Riedl ke Timnas membawa kecemasan tersendiri bagi pesepakbola asal Papua. Riedl beberapa kali pernah mencoret pemain-pemain Papua bukan karena alasan kualitas namun dengan alasan Indisiplier yang kurang jelas. Bahkan Boaz Salossa, Titus Bonay & Okto Maniani pernah menuntut permintaan maaf pelatih asal Austria tersebut yang dianggap mencemarkan nama baik mereka.
“Karena pencoretan itu nama saya menjadi buruk. Pelatih tidak pernah memberi tahu secara rinci mengenai alasan pencoretan saya. Saya hanya dibilang indisipliner. Saya menuntut permintaan maaf dari Riedl,” ujar Tibo, sapaan Titus Bonay kepada Metro TV saat itu.
Dalam kekesalannya Boaz mengatakan, Riedl maupun Badan Tim Nasional [BTN] PSSI hanya memikirkan kepentingan sendiri, tanpa memikirkan pemain.
“Mereka hanya memanggil pemain ketika sedang dibutuhkan, tapi mereka tidak mau memikirkan kepentingan pemain terhadap keluarga. Saya rasa hal seperti ini harus segera diubah.,” cetus Boaz.
Kendati demikian, lanjut Boaz, pemain asal Papua tidak pernah berniat ingin meninggalkan tim nasional. Mereka selalu mempunyai keinginan untuk memperkuat tim Merah Putih.
Bahkan saat itu Mantan penjaga gawang Persipura era-80an, Nico Dimo mengatakan, mendukung penuh keputusan para pemain Papua jika mereka menolak panggilan timnas selama Alfred Riedl yang menjadi pelatih.
“Riedl selalu mengecewakan dan menyakiti hati para pemain Papua dengan berbagai alasan. Bahkan setelah dicoret pun dia masih mengeluarkan cerita miring tentang pemain Papua. Ini yang sulit diterima. Jadi jika pemain Papua menolak panggilan timnas jangan salahkan mereka, karena situasi di timnas lah yang membuat mereka seperti itu,” Kata Nico Dimo.
Hal ini kontras dengan Jacksen Tiago yang dikenal sangat baik menangani pemain-pemain asal Papua & Bahkan banyak memunculkan bintang-bintang baru asal Papua.
“Sebenarnya tidak sulit untuk menangani pemain asal Papua. Saya selalu bersikap profesional, dan meminta pemain melakukan hal yang sama. Memang harus dilakukan pendekatan tertentu untuk memaksimalkan pemain asal Papua,” ungkap Jacksen.
“Selama menangani Persipura, saya selalu melakukan pendekatan kekeluargaan kepada mereka. Pemain saya anggap sebagai teman atau saudara. Jangan perlakukan pemain ini dengan tangan besi. Ajak mereka bicara, berdiskusi.”
“Saya memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkan diri. Kalau mereka salah cukup diberi teguran. Saya berusaha menjadikan mereka sebagai seorang pria. Jika sudah demikian, maka mereka akan mempunyai rasa tanggung jawab, dan berusaha keras menjalani tanggung jawab itu.” lanjutnya.
Sudah tentu profesionalisme tanpa diskriminasi harus diterapkan oleh seluruh pelatih Timnas, saat Jacksen melatih timnas tidak ada masalah sedikitpun dengan pemain Papua atau pemain asal daerah lainnya. Jika Rield kembali melatih Tim Nasional senior, apa boaz, tibo, dkk, akan kembali tersingkir? menarik untuk ditunggu perkembangan selanjutnya. (Sb/PF)
No comments:
Post a Comment