Get this Widget

Saturday 3 August 2013

Selamat Persipura, Selamat Papua!

(Ilustrasi: Gelar A.S)


Pada partai final Liga Djarum Indonesia 2005, Persipuramania, suporter Persipura hanya kebagian “menonton di sektor 15. Selebihnya Stadion Gelora Bung Karno dikuasai The Jakmania, suporter Persija Jakarta. Tapi di tengah lapangan, Boaz Solossa dkk sukses membuat pendukungnya yang banyak datang langsung dari Papua itu, lebih bahagia dari puluhan ribu pendukung Persija. Skor pertandingan berakhir 3-2 untuk, Mutiara Hitam. 

Dengan percaya diri seorang suporter yang sepanjang pertandingan final 2005 selalu memberi komando di atas pagar pembatas stadion itu mengatakan kepada saya. ”Orang Papua tahu bermain bola,” ujarnya, sambil bercanda penuh euforia.

Tanah Papua memang sudah lama dikenal sebagai salah satu bagian Indonesia yang sering melahirkan pemain bertalenta tinggi. Bukan hanya di sepakbola, tapi juga di cabang olahraga lain.

Ketahanan fisik, kecepatan dan seni olah tubuh yang mumpuni biasanya menjadi modal para pemain asal Papua. Banyak yang menyebut bakat ini tak terpisahkan dengan keadaan alam Papua yang indah namun menantang. 

Sejak gelar sepakbola kasta tertinggi di Tanah Air di era pascaperserikatan dan Galatama itu dibawa ke Tanah Papua, Mutiara Hitam semakin terlihat sebagai tim elite di kancah sepakbola nasional. Dua prestasi menonjol setelah itu, ialah juara liga 2008-2009 dan 2010-2011. 

Boaz Solossa yang menjadi bintang di musim-musim itu, sampai sekarang masih menjadi tumpuan tim. Kehadiran Boaz seolah membuat tugas pelatih Jacksen F Tiago lebih ringan. Musim ini dengan, empat pertandingan tersisa, adik kandung Ortizan Sollosa ini menyumbangkan 24 gol dari 28 penampilan. 

Rabu malam, Wamena kembali menjadi saksi ketajaman Boaz dan garangnya Persipura. Di markas Persiwa Wamena, Persipura menang 2-0. Satu gol Boaz, membuat daftar golnya tambah membengkak menjadi 24. Sementara Persipura masih melakoni empat pertandingan untuk mengakhiri musim, Mutiara Hitam sudah memastikan gelar ISL 2012-2013.

Boaz pun punya peluang besar menyabet kembali gelar top score, seperti pada dua musim sebelumnya, 2008-2009, 2010-2011. Saingannya, Sergio van Dijk, striker Persib, kini baru mencapai 19 gol, dan Coulibally Djibril, striker Barito Putera, 18 gol.

Statistik jumlah gol, dan kemenangan sepanjang musim Persipura pun mentereng. Hingga pekan 30, hanya sekali kalah, dan tujuh kali draw. Sisanya, selalu dilalui dengan tiga poin di tangan. Sebagai perbandingan, Arema yang menempati posisi runner-up sudah tujuh kali kalah, sementara Persib di urutan ketiga, lima kali terjungkal. 

Superioritas Persipura juga bisa dilihat dari jumlah produktivitas gol. Pasukan Jacksen Tiago melesakkan 74 gol, unggul 14 gol dari Arema, dan sembilan gol dari Persib Bandung. Begitu pun kemampuan membuat gawang bersih dari gol. Dari 30 laga ini, cuma 17 gol bersarang ke gawang. Paling sedikit dari semua tim di ISL, termasuk juga Arema (27) dan Persib (36).

Papua boleh bangga, menang dengan sebuah tim yang mayoritas dihuni pemain lokal, tanah Papua. Selain pemain asingnya, tercatat hanya dua pemain non Papua di skuad Persipura. Fakta ini seperti menegaskan untuk kesekian kalinya, tentang apa yang terpendam di bumi Papua. Seperti Tambang Tembaga Pura, Papua selama ini selalu menjadi lumbung pemain dengan bakat emas.

Jacksen, patut bersyukur. Meski pengalaman dan pengetahuannya untuk memoles sebuah tim, sudah teruji, tapi bakat-bakat lokal yang terserak di Papua, membuat ia tak perlu terlalu pusing memikirkan amunisi. 

Persipura cukup stabil, tak ada keluar masuk pemain yang signifikan. Sehingga, tim yang sudah memiliki pemain-pemain dari kultur yang sama, semakin solid. Bermain di kandang atau di markas lawan, Persipura tetap Persipura. Ini juga membuat Persipura banyak dipuji.

Mungkin benar kata suporter Persipura yang pernah saya temui di GBK saat final 2005 itu. “Orang Papua tahu bermain bola”. 

Kita pun berharap ada banyak tangan-tangan dingin lagi untuk mendulang bakat-bakat emas, dan memolesnya menjadi lebih mengkilap. Sehingga bakat emas itu tidak hanya berharga di level nasional, tapi juga internasional. Selamat Persipura, Selamat Papua! . (Fitra Iskandar - Okezone)

No comments:

Post a Comment

Get this Widget