Djohar (tengah) |
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menegaskan tidak akan setengah-setengah dalam upaya memerangi rasisme.
Sehingga, jika suporter melakukan tindakan rasis, maka yang dipastikan menanggung akibatnya adalah pihak klub. Terkait pemberian sanksi, Djohar menerangkan, semuanya akan ditangani Komisi Disiplin PSSI.
"Kami ingin kompetisi nasional benar-benar bisa dinikmati masyarakat. Sepakbola harus bisa melampaui batas-batas politik, agama, suku dan warna. Terutama, di benua yang berbeda seperti Asia, dan ikut mempromosikan nilai-nilai sosial dalam masyarakat," ujar Djohar.
"Bahkan, hal tersebut sudah diterapkan dengan direvisinya Statuta PSSI. Sehingga, PSSI zero tolerance terhadap para pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran. Rasisme yang sudah merebak di Eropa, tidak boleh terjadi di Indonesia. Kami akan melindungi pemain, wasit, manajemen dan ofisial tim," sambungnya.
Semula, diceritakan Djohar, proposal perubahan Statuta tersebut disetujui FIFA dalam Kongres FIFA ke-63, secara aklamasi disetujui oleh konfederasi sepak bola Asia (AFC). Kesepakatan tersebut, dicapai dalam forum AFC confederation meeting yang digelar di Intercontinental Hotel Mauritius, Rabu (29/5) siang waktu setempat.
"Semua delegasi yang hadir menerima usulan perubahan Statuta tersebut. Kami menyatakan perang dan akan memberantas rasis dan match fixing (pengaturan skor)," tuturnya.
Pada pertemuan tersebut, dipimpin langsung Presiden AFC Sheikh Salman bin Ibrahim al-Khalifa. Selain itu, dihadiri lima Wakil Presiden AFC dan semua anggota eksekutif AFC, Presiden FIFA Joseph Sepp Blatter. Sedangkan delegasi Indonesia, dihadiri Djohar Arifin Husin, Sekjen Hadiyandra dan Bendahara Husni Hasibuan. (esa/dzi)(bola.net)
No comments:
Post a Comment