Supporter Persib (persib.co.id) |
RINDU JUARA. Teriakan itu kerap terdengar keras ketika PERSIB melakukan laga kandang. Bahkan, poster raksasa "Rindu Juara" menjadi pemandangan di stadion. Baik ketika menjamu lawan di Si Jalak Harupat maupun Siliwangi.
Mimpi juara rupanya hanya sekadar mimpi pada kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini. Sebab, Persipura Jayapura sudah hampir dipastikan bakal menjadi kampiun Indonesian Super League (ISL) 2013. Simak saja, masa jeda Ramadhan, tim besutan Jacksen F. Tiago ini melenggang sendirian di puncak klasemen sementara meninggalkan para pesaingnya dengan meraih 70 poin. Nilai fantastis itu pun seolah sulit terkejar oleh Arema (56), PERSIB (54), Sriwijaya FC (52), dan Mitra Kukar (51).
Tim berjuluk Maung Bandung sepertinya sudah pasrah untuk melupakan juara pada musim kompetisi tahun ini. Bahkan, PERSIB rupanya mulai fokus bersaing untuk meraih posisi runner-up di akhir kompetisi ISL musim ini. Sebab, selisih 13 poin dengan tim Mutiara Hitam-julukan Persipura-memang seperti mengejar "mobil balap" menggunakan "sepeda motor matik".
"Saya optimistis dapat masuk dua besar. Peluang kita masih terbuka lebar. Tentunya, kita lebih fokus untuk mengejar Arema Indonesia dan menjauhi Sriwijaya FC," ujar pelatih PERSIB Djadjang Nurdjaman usai laga melawan Mitra Kukar Sabtu (6/7). Nah, ucapan itu jelas menandakan bahwa skuad Maung Bandung akan berupaya bersaing merebut posisi kedua.
Di balik cerita perebutan runner-up, yang paling seru disimak adalah persaingan coach Djajang Nurdjaman dan Rahmad Darmawan (pelatih Arema Indonesia). Maklum, keduanya kebetulan menakhodai tim terbesar di tanah air yang memiliki ribuan bahkan jutaan suporter fanatik. Apalagi, duo pelatih ini pernah kerja bareng membesarkan Pelita Jaya.
Ketika itu, Djanur-sapaan akrab-Djajang Nurdjaman sempat menjadi pelatih kepala Pelita Jaya pada ISL 2011-2012. Tapi, akhirnya harus turun menjadi asisten, ketika RD-panggilan-Rahmad Darmawan tiba-tiba menukangi tim yang saat itu berjuluk The Young Guns di putaran kedua, setelah melepas jabatan pelatih Timnas Indonesia. Nah, ketika menukangi PERSIB menjadi pembuktian bahwa kualitas kepelatihan Djanur bisa disejajarkan dengan RD yang lebih duluan menjadi pelatih beken.
Tanpa mengesampingkan kekuatan Sriwijaya FC dan Mitra Kukar yang membuntuti Arema dan PERSIB, kini persaingan sengit tertuju kepada strategi coach Djanur dan RD untuk meramu masing-masing timnya bersaing mengejar posisi kedua. Statistik performa dari racikan kedua pelatih itu pun hampir seimbang. Arema dari 28 kali tanding, 17 kali menang (13 di kandang dan 4 tandang), 5 kali seri (1 di kandang dan 4 tandang), 5 kali kalah (1 di kandang dan 5 tandang).
Sedangkan rekor PERSIB, yakni 27 kali tanding, 16 kali menang (13 di kandang dan 3 tandang), seri 6 kali (2 di kandang dan 4 tandang), kalah 5 kali (seluruhnya laga tandang). Tapi, dari segi produktivitas tim masih tetap unggul. PERSIB mencetak 62 gol dan 33 kali kebobolan, sementara Arema mencetak 59 gol dan kebobolan 25 gol.
Saya menilai, kelemahan PERSIB hanya satu. Yakni, kerap kehilangan poin ketika laga yang semestinya menang malah berakhir kalah atau seri. Misalnya, ketika Firman Utina saparakanca gagal meraih poin penuh di laga perdana setelah bermain imbang 1-1 melawan Persipura. Setelah itu, gagal mempertahankan kemenangan 0-1 dari tuan rumah Persela Lamongan (putaran pertama, 2 Mei 2013). Saat itu gol tunggal M.Ridwan (48) dibalas striker lincah Samsul Arif (74).
Tak hanya itu, "penyakit" menganggap enteng lawan kambuh dan kerap mengidap pasukan Djanur. Contohnya, pada laga tandang "rasa kandang" di Stadion Siliwangi, PERSIB harus berbagi angka satu ketika dijamu Persita Tangerang (25/5) setelah laga berakhir seri 2-2. Bahkan, PERSIB hampir bertekuk lutut apabila Hilton Moreira tak menjebol gawang lawan lewat tandukan (87).
Setelah itu, PERSIB gagal total membawa poin dalam tur Jatim di putaran kedua melawan Arema Indonesia (1-0) dan Gresik United (2-1). Terakhir, sebelum jeda puasa, Maung harus puas berbagi angka setelah bermain imbang menjamu Mitra Kukar di Jalak Harupat (0-0). Khusus soal keberhasilan Mitra Kukar yang menahan imbang PERSIB, tentu kekalahan itu sekaligus menggagalkan Atep dkk menyalip Arema di posisi kedua dan bukan tak mungkin coach RD begitu "kegirangan" ketika pasukan Djanur tertahan di Bandung.
Artinya, dari semua laga yang berakhir mengecewakan itu, PERSIB sudah kehilangan sedikitnya sembilan poin. Artinya, jika dijumlahkan semestinya Atep dan kawan-kawan saat ini berada di posisi kedua dengan meraih 63 poin. Nah, tujuh laga terakhir musim ini harus dimanfaatkan dengan poin sempurna jika masih ingin finish di peringkat kedua.
Jika head to head dengan Arema, tentu PERSIB masih berpeluang unggul, karena tim besutan coach RD itu menyisakan enam laga lagi. Jika hitung-hitungan peluang, kedua tim itu sama-sama menyisakan dua laga kandang.
Bedanya, Arema menyisakan empat laga tandang, sedangkan PERSIB sisa lima laga tandang yang berat. Sebab, harus tur Papua di akhir putaran kedua lawan Persipura (3 September 2013) dan Persiwa (7 September 2013). Ujian berat pun harus dilewati PERSIB ketika tur Kalimantan saat bulan Ramadan lawan Barito Putera (26 Juli 2013) dan Persiba Balikpapan (30 Juli 2013).(persib.co.id)
No comments:
Post a Comment